Coding Masuk Kurikulum Kelas 5 SD Tahun Depan, Pakar Beri Catatan Penting
Pictured by unsplash.com
Pemerintah resmi mengumumkan bahwa pelajaran coding akan mulai masuk dalam kurikulum sekolah dasar (SD) kelas 5 pada tahun ajaran depan.Langkah ini disambut antusias banyak pihak, karena dianggap sebagai persiapan penting menghadapi era digital.
Namun, tidak sedikit pakar pendidikan yang memberi catatan.Menurut mereka, penerapan coding sejak dini bisa berdampak positif, tetapi juga berisiko jika tidak diimbangi dengan metode pengajaran yang tepat.Lantas, apa alasan pemerintah memasukkan coding ke kurikulum, apa manfaatnya, dan apa catatan penting dari para pakar?.
Ada beberapa alasan kuat di balik keputusan ini diantaranya sebagai berikut. 1.Kebutuhan Keterampilan Digital: Dunia kerja di masa depan akan semakin bergantung pada teknologi.Memperkenalkan coding sejak dini diharapkan bisa menyiapkan generasi yang lebih siap bersaing.
2.Penguatan Literasi Digital: Coding bukan hanya soal membuat program, tetapi juga melatih berpikir logis, problem solving, dan kreativitas.
3.Mengikuti Tren Global: Negara-negara maju seperti Inggris, Finlandia, dan Singapura sudah memasukkan coding ke dalam kurikulum dasar sejak beberapa tahun lalu.
Selain itu ada beberapa manfaat coding untuk anak SD, sebagai berikut. 1.Melatih Berpikir Logis: Anak belajar bagaimana menyelesaikan masalah dengan langkah-langkah terstruktur.
2.Meningkatkan Kreativitas: Coding memungkinkan anak menciptakan animasi, game sederhana, hingga aplikasi kecil.
3.Mengasah Kesabaran dan Ketelitian: Dalam coding, kesalahan kecil bisa berdampak besar.Ini melatih anak untuk teliti dan sabar memperbaiki bug.
4.Menumbuhkan Rasa Percaya Diri: Ketika anak berhasil membuat proyek coding sederhana, mereka merasakan pencapaian yang meningkatkan kepercayaan diri.
Meski terlihat menjanjikan, para pakar memberi sejumlah peringatan diantaranya.
1.Kesiapan Guru: Banyak guru SD belum terbiasa mengajarkan coding.Jika tidak ada pelatihan khusus, dikhawatirkan materi tidak tersampaikan dengan baik.
2.Infrastruktur Sekolah: Tidak semua sekolah, terutama di daerah, memiliki komputer atau jaringan internet yang memadai.
3.Pendekatan yang Sesuai Usia: Coding untuk anak SD tidak bisa disamakan dengan coding di level SMA atau kuliah.Harus ada kurikulum yang sederhana, menyenangkan, dan berbasis permainan.
4.Risiko Kesenjangan Digital: Anak-anak di kota besar mungkin mudah mengakses fasilitas, sementara di daerah terpencil bisa tertinggal jauh.
5.Keseimbangan dengan Soft Skill: Coding penting, tapi jangan sampai mengurangi ruang anak untuk bermain, bersosialisasi, dan mengembangkan keterampilan non-digital.
Beberapa negara yang sudah menerapkan pembelajaran ini, diantaranya sebagai berikut.
1.Finlandia: Mengajarkan dasar logika pemrograman lewat permainan dan aktivitas kreatif, bukan sekadar mengetik kode.
2.Singapura: Memasukkan coding sebagai bagian dari Computational Thinking dengan dukungan platform belajar online.
3.Estonia: Salah satu pionir di Eropa, mengajarkan coding di SD sejak 2012.
Ada beberapa tips yang harus dilakukan oleh orang tua dalam mendukung program pembelajaran ini, diantaranya sebagai berikut. 1.Mendukung Anak di Rumah: Kenalkan anak pada aplikasi belajar coding visual seperti Scratch atau Code.org.
2.Menyeimbangkan Aktivitas: Jangan biarkan anak terlalu lama di depan layar, tetap beri waktu untuk bermain di luar.
3.Membangun Rasa Ingin Tahu: Dorong anak bertanya “mengapa” dan “bagaimana” ketika mempelajari teknologi.
FAQ Singkat.
Q: Apakah semua anak wajib bisa coding?.
A: Tidak semua harus jadi programmer, tapi dasar coding membantu anak berpikir logis dan kreatif.
Q: Apakah coding tidak terlalu sulit untuk anak SD?.
A: Dengan metode visual dan berbasis permainan, coding bisa menyenangkan bahkan untuk anak usia 10 tahun.
Q: Apa manfaat jangka panjang?.
A: Anak akan lebih siap menghadapi era digital, baik sebagai pengguna maupun pencipta teknologi.
Kesimpulannya masuknya coding ke kurikulum SD adalah langkah progresif yang bisa membawa manfaat besar jika dilaksanakan dengan tepat.Namun, kesiapan guru, infrastruktur, dan metode pengajaran menjadi kunci keberhasilan.Para pakar menekankan bahwa coding sebaiknya tidak hanya diajarkan sebagai keterampilan teknis, tetapi juga sebagai sarana untuk melatih logika, kreativitas, dan problem solving.
Perumahan Al-Maas JL Al-Mu'was III No.3 Blok 25 Ganjil, Sukamukti, Kec. Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40921
Karir Populer
Bahasa Pemrograman
© 2025 Khifrandev Solution. All rights reserved.